Dok|Moh. Faiz |
Kam utahu Abinaya Ghina Jamela? Jika belum mengetahuinya, biarkan aku mengulas sedikit ceritanya. Panggilan akrabnya Abinaya, berusia Sembilan tahun. Abinaya suka membaca buku karya-karya orang besar. Seperti Jin Yong, Steinbeck, Orhan Pamuk, Dickens, Tolkien, Orwel, Ernest Hemingway, Charvantes, Marquez, Umberto Eco, Roald Dahl, Neil Gaiman, Tolstoy, Wislawa dan Pramoedya Ananta Toer.
***
Rasa kecewa sudah biasa aku alami, seperti sering menunggu teman dari jam yang sudah ditentukan, dalam perjanjian jam segini, tetapi satu jam belum datang juga. Hal tersebut sudah biasa selama saya mengikuti kegiatan, tetapi tidak semua orang dan agenda molor sampai satu jam. Rasa kecewa, hari Sabtu tanggal 23 November 2019 aku dan teman-teman sudah positif dari minggu-minggu yang lalu akan jalan-jalan keTaman Flora Surabaya. Namun, tidak tahu kenapa 85% tidak ada yang memberikan kabar kalau bisa ikut dan tidak bisa ikut.
Biarkan rasa kecewa aku telan dalam-dalam, seperti ketika aku mengikuti pelatihan di hotel, pada waktu pagi, makan-makanan yang enak, lalu aku buang ke toilet. Biarkan karena tidak ada kewajiban untuk memaksa, pada suatu waktu mereka akan merasa kanapa yang aku rasakan.
Matahri sudah sedikit panas, aku bersama teman kupergi keTaman Flora Surabaya. Meski tidak jadi sama teman-teman, tetapi aku bersyukur masih ada teman yang bisa diajak keTaman Flora Surabaya. Taman Flora Surabaya, sedang ada kegiatan oleh Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Pemerintah Kota Surabaya “Festival BudayaPustaka” Surabaya Kota Literasi.
“Festival BudayaPustaka 2019” ada banyak kegiatan, pawai literasi, band literasi DSPUSIP, ini parody talkshow, musikalisasi dongeng, pendongen anak, fun games, diskusi literasi, stand perguruan tinggi, pameran buku, lomba mendongeng anak, lomba menulis anak, lomba menulis literasi, stand APE, pembuatan KTA online, launching buku, stand UKM, pemeran foto Surabaya tempo dulu, pameran foto gendis sewu, pameran karya tulis, komunitas dolanan tradisional dan banyak lagi kegiatan-kegiatannya.
Saat masuk keTaman Flora Surabaya, aku tertuju pameran foto gendis sewu. Potret kegiatan anak-anak belajar membaca, menulis, bercerita, berdiskusi dan banyak lagi.Selain itu, aku terbelalak dengan pamiran karya tulis anak-anak yang bergabung dengan Tim Kampung Literasi ITS.
Karya tulis bibit penulis cilik DISPUSIP, tulisan papan yang menyajikan tulisan-tulisan anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar. Ada dua puluh karya tulis cerpen yang ditulis oleh anak-anak. Adapun karya-karyany sangat bagus sekali jika diukur dengan orang dewasa. Bahkan boleh jadi orang dewasa belum bisa menulis seperti anak-anak sekolah dasar. Membaca salah satu judul karya tulis, seperti RumahTua di Kota Tua, Surabaya 2050, Negeri Menakjubkan dan masih banyak lagi.
Pikiranku pun melayang, menerka-nerka. Anak yang masih belia sudah bisa mengarang, bahkan sudah memiliki antologi buku bersama. Jadi, membaca karya anak-anak, seakan tamparan bagiku. Jika sekarang sudah bisa mengarang dengan baik, apalagi nanti kalau sudah dewasa. Kalau dahulu ada Mutilda dan Abinaya, sekarang anak-anak kecil sudah bisa menulis dan mengkeskpresikan dirinya lewat menulis.
0 Komentar