Dok|KKN Nusantara 3T 2010 |
Ketika ditanya orang yang mencuri, memperkosa, dan mengkonsumsi barang haram,beragama apa? Pasti menjawab beragama Islam. Islam telah dibuat kotor oleh umat Islam sendiri. Ditambah di media cetak atau online sajian berita criminal menyajikan kalau umat Islam banyak menjadi akar pemberontakan atau sebagai pelaku kejahatan dengan kedok Islam. Saat mengingat kembali kasus yang menjerat para koruptor Indonesia yang membuat citra Islam semakin menjauh, karena mayoritas beragama Islam yang menjadi pelaku.
Perbuatan yang dilakukan orang Islam bukan saja mencoreng nama baik sebagai orang Islam, tetapi juga melecehkan keutuhan orang Islam, begitu juga telah menodai ajaran Islam yang lama di amalkan oleh orang Islam terdahulu. Orang Islam semakin terpojok karena mayoritas yang melakukan tindakan buruk penganut Islam. Ketika Islam mengalami perubahan yang drastis menurun, tidak ada lagi Islam yang indah bagi sekitar.
Ditambah lagi di media banyak dijumpai kalau Islam itu merupakan Islam yang membawa kehancuran, karena dituduh terorisme dan lain sebagainya. Pada saat kejadian pengeboman di Paris media meyudutkan agama Islam, bahkan mengatakan kalau yang menjadi dalang dari semua kejiadian di Paris adalah orang Islam. Islam semakin ternodai oleh media-media yang tidak tahu sebenarnya kalau orang tersebut hanya mengatasnama agama Islam. Pernyataan ini tidak dapat dinafikan karena ketika mencari berita di Google tentang Islam pasti bermunculan seperti “Ayat-Ayat Setan”, dilarangnya orang Islam berjilbab di Eropa dan gejolak yang terjadi di negara-negara Islam, semua itu bukanlah karena faktor agama Islam, melainkan karena kepentingan semata.
Tindakan orang Islam bukan karena ajaran Islam yang seperti diatas, melaikan orang yang salah dalam memahami pengertian Islam yang sesungguhnya. Islam sekarang tidak sama dengan Islam yang terdahulu yang mengoyomi, meyakini menghargai, dan menghormati sesama, baik yang beragama Islam ataupun yang non-Islam. Bukan agama Islam yang salah, apalagi harus menyalahkan ajaranya, kesalahan terletak pada penganut agama, jadi janganlah lihat orang yang beragama, melainkan melihat ajaran agama yang sesungguhnya.
Mari melihat konteks Islam yang rahmatan lilalamin dari sudut sejarah yang sesuai dengan ajaran Islam sesungguhnya, dalam SuratAl-Anbiyaayat 107 disebutkan “Dan tiadalah Kami mengutuskamu, melainkanuntuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Arti Islam lebih dalam lagi dalam riwayat Al-Imam Al-Hakim, “Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggung jawaban kepadanya”.
Ketika di pelajarin lebih dalam, Islam merupakan agama yang membawa perdamaian keseluruh alam,tidak dipandang itu manusia atau pun hewan, semuanya harus di perlakukan dengan semestinya. Seperti ketika Rasulullah di hujat habis-habisan oleh bangsa Qurais, Rasulullah tidak membalas semua perlakuan mereka, melainkan Rasulullah mendokan agar mereka mendapatkan hidayah. Kembali dengan Islam yang damai, perlakuan yang buruk terhadap hewan sajah tidakboleh, apalagi terhadap manusia, sederhananya saja, Islam itu sangat menjaga perbedaan agar terciptanya tatanan yang damai.
Jika ingin mengembalikan marwah Islam yang damai (rahmatan lilalamin) maka yang harus dijaga adalah praktek ajaran Islam dalam sehari-hari dan belajar tentang Islam yang lebih sesuai dengan dewasaini, karena praktek Islam dahulu dengan Islam sekarang berbeda, kalau dahulu fasilitas belum ada sedangkan sekarang fasilitas sudah serba ada. Ditambah lagi ketika pengertian Islam dahulu dengan sekarang haruslah semakin luas, tidak seperti dahulu, sekarang Islam harus mengarungi perkembangan zaman dan Islam harus selalu pengembakan pengerti yang lebih luas.
0 Komentar