Menulis Untuk Kebebasan: Nova, Penulis Novel Asal Kota Pempek

Dok|Istimewa

Melihat deburan ombak di hempas semilir angin, dinginnya air laut, pasir, dan pohon-pohon kelapa di bibir pantai membuat suasana hati tenang dan nyaman. Pantai adalah tempat yang paling disukai oleh Nova Della Putri, perempuan kelahiran 20 Agustus 1998, asal Pelembang, Sumatra Selatan yang sudah melahirkan dua keping buku dari tangan sederhanya.

Dari kecintaan menulis sejak duduk di salah satu sekolah menengah atas di tempat kelahirannya, lahirlah dua buku yang berupa novel “Dia” dan “Digelangi Luka” yang diterbitkan oleh Guepedia. Baginya menulis adalah kehidupannya. “Karena menulis adalah cara berbicara tanpa memaksa orang lain untuk mendengarkan. Menulis mampu melupakan segala penat, menulis aku bisa menciptakan dunia ku sendiri, menulis aku bisa mengungkapkan semua yang ingin aku uangkapkan, dan menulis aku merasa bebas,” kata Nova di Palembang ketika dihubungi lewat aplikasi WhatsApp.

Dok|Nova Della Putri
Salah Satu Novelnya.

Perempuan yang sudah menginjakkan umur 22 tahun, suka terhadap warna yang tidak mencolok, seperti hitam memiliki ritual waktu tertentu untuk menulis, menuangkan ide-idenya ketika malam sudah meranjak. “Waktu menulis tengah malam. Saat semua orang tertidur lelap. Karena tenang, sunyi membuat saya bisa berimajinasi dengan nyaman,” tutur Nova yang memiliki motivasi menulis, agar tulisannya dibaca dan disenangi orang dan bisa menembus perfilman Indonesia.

Dari kecintaan menulis, Nova juga sangat suka terhadap buku “Mariposa” karangan Luluk HF, “Secret Admirer” karangan Faradita, dan “Perpustaan Ajaib Bibi Boken” karya Joestain Garden dan Kalus Hegerup. Langkah yang ia jalani karena demi kelurganya semata. “Tentunya apapun yang saya lakukan teruntuk ayah dan ibu, serta kelaurga tercinta dan salah satu dari kedua novel saya, teruntuk dia seseorang yang saya kagumi,” cerita Nova lulusan Universitas Islam Negei Sunan Ampel Surabaya.

Nova yang suka film asal Negera Paman Sam atau ‘the land of uncle sam’ “Alice In Wonderland”. Ia sangat senang sekali pada tahun 2018 ketika kedua bukunya bisa terbit. Bahkan, ia memiliki matra sendiri dalam menulis selama ini. “Sebenarnya pertanyaan ini belum pantas untuk penulis amatiran seperti saya. Tetapi akan saya jawab, ikuti saja imajinasi yang ada di kepala. Apapun itu, dan harus percaya diri dengan apa yang ditulis,”  ucapnya.

Posting Komentar

0 Komentar