Laki-Laki yang Feminim dan Perempuan yang Maskulin?

Dok | Astroloji Okulu

Pernahkah dari kalian berpikir kalau laki-laki juga memiliki sifat feminim dan perempuan memiliki sifat maskulin? Mungkin dari kalian tertarik membaca tulisan ini karena judul “Laki-laki yang Feminim dan Perempuan yang Maskulin”. Saat membaca tulisan ini, ada banyak asumsi-asumsi tentang arah tulisan ini, sepertinya menyimpang dari perspektif masyarakat kebanyakan. Sebab sampai sekarang konstruksi pemikiran masyarakat masih sangat tabu, ketika mendengar kalau dalam diri laki-laki ada perempuan dan dalam diri perempuan ada laki-laki.

Tulisan “Laki-laki yang Feminim dan Perempuan yang Maskulin” adalah sebuah bentuk refleksi dari hasil diskusi mata kuliah Psikologi Pendidikan (23/05/2023) di Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya. Sebelum lebih jauh, rasaya kurang bijak tidak melanjutkan tulisan yang sedikit berbeda terkait definisi-definisi laki-laki dan perempuan dalam sudut pandang, kalau laki-laki tidak boleh menangis dan perempuan dengan tidak kuat.

Carl Gustav Jung atau biasa terkenal sebutan Jung, salah satu murid Sigmund Freud. Jung sebagai salah satu tokoh psikologi kepribadian mengembangkan konsep psikologi analitik bahwa, setiap manusia pada dasarnya biseksual dalam istilahnya, anima dan animus. Anima dan animus membuat masing-masing manusia memiliki sisi lawan jenisnya. Setiap laki-laki memiliki sifat perempuan dan perempuan memiliki sifat laki-laki, dapat disederhanakan kalau laki-laki memiliki sisi feminim disebut anima dan perempuan memiliki sisi maskulin yang disebut animus.

Dalam jurnal Sophia Dharma, Vol. 2, No. 1, Mei 2019Konsep Kepribadian dalam Pemikiran Carl Gustav Jung dan Evaluasinya dengan Filsafat Organisme Whitehead” disebutkan, anima dan animus adalah pola yang menggambarkan suatu karakteristik seksual yang hadir disetiap laki-laki maupun perempuan. Pola elemen feminin dalam laki-laki adalah anima, sedangkan animus yang berkaitan dengan akal, budi dan rasio merupakan elemen maskulin pada sisi perempuan.

Dari tulisan diatas mengandung perluasan makna, kalau anima menjadikan laki-laki lebih sensitif, seperti bersikap lemah lembut, kasih sayang, hangat dan lain-lain. Tetapi ketika laki-laki menolak atau tidak setuju terhadap konsep anima akan menjadi laki-laki yang keras kepala, kaku, dingin, kejam dan lain-lain. Sedangkan untuk perempuan, animus menjadikan perempuan lebih independen, percaya diri, berani, kuat, mampu berpikir logis dan lain sebagainya. Tetapi ketika perempuan menolak atau tidak setuju terhadap konsep animus akan menjadi perempuan yang cerewet, cengen, manja, tidak aman dan lain sebagainya.

Dari beberapa ulasan diatas yang sangat sederhana sekali, dapat menjadi sebuah renungan, kalau laki-laki tidak apa-apa memiliki sifat seperti perempuan dengan catatan tidak berlebihan sesuai porsinya dan perempuan tidak apa-apa memiliki sifat seperti laki-laki dengan catatan tidak berlebihan sesuai porsinya. Ini kenapa konsep dari Carl Gustav Jung perlu dipelajari lebih lanjut lagi.

Berikut ini beberapa referensi yang bisa dijadikan rujukan untuk lebih mengetahui makna dari anima dan animus  (JurnalNews dan ilmu.lpkn.id). Dari refrensi ini mengindari akan ada kesalahan dalam tulisan yang berjudul “Laki-laki yang Feminim dan Perempuan yang Maskulin”.


Posting Komentar

0 Komentar