Beberapa
bulan lalu Ibu Kota Indonesia – Jakarta udara paling buruk di Indonesia. Bahkan
pemerintah setempat memberlakukan kebijakan Work From Home (WF) 50% bagi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan dihimbau pegawai swasta juga melakukan pekerjaan dari
rumah. Selain itu, untuk mengurangi polusi udara di Jakarta, personel gabungan Polda
Metro Jaya dan pemerintah Kota Jakarta lakukan penyiraman di beberapa jalan
raya sebagai bentuk mengurangi polusi udara.
Polusi udara di Jakarta menjadi
sireena bagi daerah-daerah di Indonesia, khususnya kota-kota besar, seperti
Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bali, Medan, Makassar dan lain sebagainya. Dari
hal diatas, ada banyak faktor dan penyebab kenapa kota-kota besar akan dan
terjadi pencemaran udara yang akut. Dari beberapa penyebab terjadinya polusi
udara, seperti emisi kendaraan bermotor,
industri, pembakaran bahan bakar fosil, pertanian, limbah padat dan pembakaran
sampah, penggunaan bahan kimia, aktivitas alam, penggunaan energi, pertumbuhan
penduduk dan urbanisasi, kondisi cuaca, sampah makanan, sampah keluarga dan lain sebagainya.
Baca juga: Puasa Ramadan Sebagai Sarana Muhasabah Budaya Nyampah
Dari
banyaknya penyebab tercemarnya udara tidak lepas dari aktivitas manusia
sendiri. Dari banyaknya fenomena sosial yang terjadi di kota-kota besar, karena
enggangnya masyarakat menggunakan trasportasi umum dan kurangnya tersedianya
tranportasi yang bisa digunakan oleh masyarakat setempat. Apalagi melihat fakta
di lapangan, lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi – mobil dan sepeda
motor. Melihat jumlah kendaraan aktif di Indonesia menurut Korlantas POLRI per
9 Februari 2023 adalah 153.400.392 unit di mana 147.153.603 unit adalah
kendaraan pribadi. Dari angka tersebut, 87% merupakan sepeda motor yaitu
berjumlah 127.976.339 unit dan mobil 19.177.264 unit.
Tidak
hanya itu, beberapa pemerinta atau kebijakan yang berlaku masih terbilang
kurang memperhatikan misi dan visi terkait tranportasi umum untuk pengurangan
polusi udara. Selain itu, ketika melihat kasus di Surabaya dan Jakarta
trasportasi umum masih dibilang kurang efisiensi, aksesibilitas, armada, halte
masih dibilang sedikit. Dari sekian fenomena yang terjadi di masyarakat,
transportasi pribadi paling memberikan dampak negatif terhadap percemaran
udara.
Permasalahan
ini terjadi di hulu dan hilir - sisi hulu (energi) dan sisi
hilir (transportasi) atau pemerintah, swasta dan
masyarakat sendiri. Hal ini, tidak lepas dari poin-poin tersebut, kalau
persoalan pulusi udara adalah problematika bersama. Melihat yang terjadi di
lapangan terkait kadar belerang bahan bakar minyak (BBM) maksimum sebesar 50 part per million
(PPM), dari Pertamina dan produsen BBM yang lain. Ketika BBM berkadar belerang
lebih dari 1800 PPM, berdampak terhadap kualitas udara - menjadi buruk, sebab
bahan bakarnya kotor. Berbeda dengan negara lain, khususnya di Asia-Malaysia,
Thailand, Vietnam, Filipina dan lain sebagainya menggunakan bahan bakar standar
euro 4.
Dok | sigmaearth.com |
Ketika kualitas udara tidak
baik akan mengakibatkan dampak buruk terhadap masyarakat, terutama terserangnya
penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Melihat kota-kota besar di Indonesia,
seperti di Surabaya terserang ISPA pada kelompok umur yang dibilang produktif
diusia 20-45 tahun. Untuk Kota Makassar dalam imbauan atau antisipasi terhadap
ISPA. Adapun untuk Yogyakarta pada tiga bulan terakhir kasus ISPA mengalami
penurunan. Sedangkan untuk Bali pada tahun 2023 sampai bulan November penyakit
ISPA pada usia 9-60 tahun diangka 79.930 kasus. Selain itu, di Kota Semarang di
beberapa tempat menempati posisi yang sangat tinggi dicakupan PM2.5 dan PM10.
Baca juga: Keragaman Hayati: Hidup dan Mati Manusia
Beberapa polemik yang ada diperlukan
kesadaran dan sinergitas sektor transpotasi dan sektor energi untuk mewujudkan
kualitas udara bersih di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, seperti di Jakarta,
Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Bali, Medan, dan Makassar. Dari beberapa hal
yang perlu dilakukan, program net zero emission tahun 2060 dari sektor
transportasi dan energi, peran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam
produksi emisi gas buang di sektor ketenaga listrik, uji emisi kendaraan untuk
memastikan kendaraan memenuhi standar emisi, kualitas BBM kompatibel dengan
jenis kendaraannya, dan pemerintah diingatkan terkait gugatan publik (Citizens
Law Suit) terkait pencemaran udara.
Dok | Pribadi |
Dok | Pribadi |
Dok | Yesaya David Liem |
Sejauh ini pemerintah kota Surabaya
telah mengoprasionalkan transportasi umum berupa Suroboyo Bus dan Wirawiri
Suroboyo, bahkan layanan gratis bagi veteran, lansia, anak dibawah umur lima
tahun, dan penyandang disabilitas. Adapun di Bali masih terbilang kurang
terpenuhnya transportasi umum. Berbeda dengan yang terjadi di Kota Semarang,
sudah beroprasi BRT Trans Jateng yang membuat Semarang mendapatkan penghargaan
sebagai salah satu kota penyedia angkutan massal terbaik.
Baca juga: Suroboyo Bus Transportasi Nyaman dan Pahlawan Lingkungan
Dok | Kompas.com Kurangi sampah plastik, Blue Bird bagikan tumbler. |
Dok | liputan6.com Blue Bird Gandeng Mountrash Kelola Sampah Bertanggung Jawab. |
Sedangkan Blue Bird sebagai
salah satu pihak swasta penyedia layanan trasnportasi umum dan perusahaan yang
sudah beroperasi 52 tahun di Indonesia berkomitmen menjaga kelestarian
lingkungan. Selain itu, Blue Bird berkomitmen mengurangi penggunaan sampah
plastik dengan digratiskan para driver tumbler dan disiapkan fasilitas
refillnya di kantor. Secara riil di PT Blue Bird punya visi 50-30 yang artinya
tahun 2030 bisa mengurangi 50% emisi.
Sehingga dari
kebijakan-kebijakan dan peningkatan kesadaran dan sinergitas akan menjadikan
penurunan atau mengurangan polusi udara yang signifikan untuk kedepannya. Kota-kota
besar di Indonesia akan menjadi kota yang aman dan nyaman untuk di huni dan
bisa beraktivitas pada umumnya. Langkah-langkahh diatas mungkin menjadi salah
satu jalan terang yang membuat Indonesia selalu dalam udara yang sehat serta
tidak memberikan dampak yang negatif untuk daerah-deerah yang dikatakan udara
sehat selama ini dan penanggulangan yang terintegrasi dan komprehensif.
*Tulisan ini merupakan hasil diskusi “Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk MewujudkanKualitas Udara Bersih di Kota Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Medan,Makassar” dan referensi dari beberapa literatur tentang tema tersebut.
0 Komentar