Kedai Kopi: Aku Belajar Padamu

Dok|Nur Fitriyani

Pertemuan pasti menyisakan beberapa daftar kenangan dan pelajaran. Barangkali pernyataan inilah sering diimami oleh beberapa kalangan, terutama bagi saya. Sudah lama tidak bertemu dengan mereka. Sehingga pertemuan benar-benar meningalkan beberapa pesan rindu dan narasi-narasi yang berkembang di kalangan kenalan. Sampai-sampai, ketika melihat beberapa status whatsapp dan instagram menimbulkan pransangka beragam.

Tidak tahu kenapa mereka sampai sejauh itu, menerasikan pertemuan di kedai kopi, Karmen’s Eve Coffee Shop. Lokasi kedai kopi menjikan menu keindahan dan lokasi yang cukup jauh kalau dari Wonocolo. Pertemuan kami, Jalan Karang Menjangan V No. 8, Mojo, Kec. Gubeng benar adanya daftar kenangan dan pelajaran didapati.

Saya termasuk manusia yang memiliki intensitas bersyukur lumayan tinggi, jika dikalkulasikan kira-kira mendapati nilai A+. Sebelumnya saya ceritakan, mulai dari Fahrul Rozy (Mas Rozy). Laki-laki tinggi, putra daerah Tulungangung dan alumni IAIN Tulungangung memiliki nilai jual tinggi dimata kita, dari keahliannya dibidang desain, pengalaman menjabat pimpinan umum di lembaga pers mahasiswa, dan banyak lagi pengalamannya sampai-sampai saya lupa sendiri.

Dok|Pribadi
Ketika penyerahan hadiah oleh pihak Masjid Darussalam Gayungsari, Surabaya kepada Mas Rozy.

Tepat tanggal 23 Desember 2019, alumni pondok Pesantren Darul Ulum Jombang dinyatakan pemenang Lomba Design Logo Masjid Darussalam Gayungsari Surabaya. “Aku eksekusi lomba ini sekitar satu hari langsung dikirim. Apalagi lombanya di Surabaya, otomatis banyak yang ikut,” kata Mas Rozy ketika menunggu dari siang sampai sore di lokasi pemeberian hadiah sekitra 1 juta.

Tidak adil jika hanya Mas Rozy saya kenalkan kepada pembaca setia. Perempuan berkaca mata ini adalah Nur Fitriyani (Ania). Perempuan hebat ini dan juga lulusan IAIN Tulungagung, aktivis mahasiswa, aktivis perdamaian, dan banyak lagi.

Saya dan Mas Rozy kehujanan ketika perjalanan ke kontraan, sembari memanjakan badan yang sudah lelah dan basah. Perjanjian dengan Ania sudah seperti puisi yang sudah tersaji. Saya dan Mas Rozy sebelum berangkat, meninkmati kopi, teh, dan makan malam lauk ayam di pinggir jalan.

Dok|Nur Fitriyani

Di kedai kopi, aku mendengarkan cerita-cerita mereka yang sudah menjadi sarjana muda. Dari menu wajib sebelum menjadi sarjana seperti apa? Pekerjaan setelah menanggalkan status mahasiswa, sikap masyarakat tempat kita lahir, dan tuntutan sebagai laki-laki dan perempuan.

Cerita-cerita mereka memberikan pelajaran, kita harus konsiten dalam segala bidang, bertahan ketika kita menggeluti pekerjaan, cara bersikap terhadap masyarakat, kenangan, kita harus tahan banting, dan banyak lagi ceritanya seperti waktu menunjukan jam sebelas malam kami harus pulang.


Catatan Terminar Purabaya
Oleh: Abu Aman

Di Bungurasih

Aku melepaskan beberapa orang
Yang memberikan beberapa daftar definisi kehidupan
Lewat cerita-cerita dan pengalamannya
Aku teguk beberapa air mata bercampur sendu sedan

Di Bungurasih
Potongan rindu dan pilu sedang berkumpul
Dari beberapa tatapan orang
Menenggelamkan pertanyaan suram
Menyimpan benih-benih bermatra hujan


Aku meninggalkan kenangan
Di Bungurasih dengan puisi perjuangan
Setelah itu, aku titipkan kepada bus-bus yang berhenti di setiap terminal

Tinggalkan halaman cerita
Lewat lampu kendaraan dan pinggir jalan
Selamat meninggalkan kota Pahlawan berbekal lampiran Tuhan

Surabaya, 24 Desember 2019

Posting Komentar

0 Komentar