Teologi Hindu Mpu Tantular: Merajut Kebhinnekaan dengan Bingkat Toleransi

Dok|Fopini.id

Narasi-narasi intoleransi tetap sajah terdengar ditelinga. Narasi intoleransi masih belum bisa meredup dan menjadi kenangan sejarah yang tidak akan terulang. Untuk itu, kita tidak bisa membiarkan intoleransi merusak warna-warni masyarakat Indonesia yang selama ini dijaga dan dipupuk oleh bermacam ragam kebersamaan. Spekturum Bumi Putera masih ditunggu oleh generasi negeri dengan pelangi yang menghiasi, agar bisa hidup bersama-sama saling memahami.



Keberagaman, hidup saling sapa dan mendengarkan suara-suara kebersamaan menarik untuk diulas lagi, karena kebaikan tidak cukup diceritakan atau ditulis hanya satu kali, tetapi harus beribu-ribu kali. Terus apa kebhinnekaan yang harus selalu dipupuk setiap hari? Kebhinnekaan adalah bhina ika tunggal ika, tan hana dharma mengrawa artinya, berbeda-beda dia, tetapi satu adanya, tak ada ajaran yang menduakannya.


Konsep teologi Hindu Mpu Tantular, pujangga ternama sastra Jawa pada abad ke 14 di Majapahit. Pepaparan ini merupakan sketsa lukisan abstrak untuk Indonesia. Namun, sudah jelas Indonesia bhinneka tunggal ika, sebagai semboyan sejak dahulu kala. Jika dalam jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan UIN Alauddin Makasar, karya Munir Salim dikatakan, kata bhinneka berarti “keberagaman” atau berbeda-beda. Kata neka adalah bahasa sanskerta berarti “macam” dan menjadi bentuk kata “neka”, kata tunggal berarti satu, sedangkan ika berarti itu.


Melihat kembali mosaik-mosaik peristiwa yang terjadi di Indonesia, seakan ajaran Hindu Mpu Tantular harus ditinggalkan di lampiran sejarah nusantara semata. Kebhinnekaan benar-benar sedang mengalami pasang surut, beberapa kejadian dibermacam bidang telah terjadi di Indonesia. Baik ranah pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dunia hiburan, dan bermacam-macam tempat lainnya.


Alih-alih yang dilontarkan karena berbeda aliran, berbeda agama, berbeda pemahaman, berbeda bahasa, berbeda suku, berbeda tanah kelahiran, dan berbeda dukungan politik. Seperti diketahui, sekelompok massa membubarkan sebuah acara doa di Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo. Sehingga mengakibatkan tiga orang terluka pada Sabtu petang, 8 Agustus 2020. Adapun yang dilakukan oleh penyerang karena menduga midodareni berbau Syiah. (10/8/2020, Tempo.co).


Berbeda-beda dia, tetapi satu adanya, tak ada ajaran yang menduakannya adalah karya pemikiran Mpu Tantular yang harus disikapi oleh lapisan masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung untuk menyemaikan toleransi di kehidupan. Toleransi yang harus dirajut semakin bagus dan dilestarikan untuk menyemai benih-benih kebersamaan meskipun berbeda-beda dalam bermacam ragam.


Menyikapi terkait toleransi, dalam persepektif Din Samsuddin, tasamuh atau toleransi adalah berlapang dada terhadap pandangan dan pikiran ataupun ide-ide orang lain, bertenggang rasa, menghargai perbedaan, pluralitas, multikulturalisme, kemajemukan, atau keragamana agama.


Sedangkan menurut United Natios Of Education, Scientific, And Cultural Organization (UNESCO), adalah sikap saling menghormati, saling menerima, dan saling menghargai ditengah keberagaman budaya, kebebasan berekspresi dan karakter manusia. Toleransi juga berarti sebuah sikap positif dengan cara menghargai hak orang lain dalam rangka menggunakan kebebasan asasinya sebagai manusia.


Dalam bahasa sederhanya di kehidupapan terkait pernyataan yang telah dikemukakan diatas menuturkan toleransi membiarkan orang lain melakukan apa pun selama tidak menganggu, menyalahkan aturan negara dan khusus melangggar aturan yang tidak tertulis di daerah-daerah tertentu. Sebab di setiap tempat mememiliki keragaman aturan yang tidak boleh dilanggar. Adapun aturan tersebut baik berupa aturan adat atau aturan masyarakat yang menjadikan orang yang ada di wilayah tersebut harus menghormati, menghargai, dan mencintai aturan selama berada di lokasi tersebut.


Terkait toleransi yang sering dilupakan oleh semua orang. Padalah ketika berkaca kepada pendapat diatas, kalau toleransi gerbang Indonesia menuju Indonesia yang bhinneka tunggal ika. Untuk itu, toleransi sebuah syarat tertentu yang harus dipahami dan dilakukan setiap hari. Baik itu terhadap diri sendiri, kepada orang lain, lingkungan sekitar, dan khususnya sesama manusia.


Toleransi adalah poin penting dalam nilai-nilai konsep teologi Hindu Mpu Tantular pengarang kitab Kakawin Sutasoma. Adapun peryantaanya yang mengemukaan untuk mengedepankan akan kebersamaan dan bersatu padu dalam menjaga Indonesia yang beragam. Tanpa ini, Indonesia tidak akan ada dan membangun peradaban yang lebih maju lagi.


*Tulisan ini pernah dimuat di media online Fopini.id, 11 Februari 2021 selengkapnya bisa diklik di sini.

Posting Komentar

0 Komentar