Dok|Pribadi. Nawir, baju putih, Timun, baju kotak-kotak, Bahar, kaos hitam, Umi, kerudung cokelat, dan aku takwa putih. |
Tuhan kali ini 02 mei 2021 tepat di Hari Pendidikan Nasional semacam memberikan warta tentang sejauh mana menggunakan pertemuan, sebagai menambah pengetahuan atau mengingatkan lagi pertanyaan. Sejauh mana perjalanan selama ini? Sudah menemukan sepotong hati yang datang atau pergi? Dan sampai kapan kita menyalahkan diri sendiri?
“Hampir setengah tahun tidak bertemu, meskipun sama-sama berada di Wonocolo,” kata Baharuddin yang mengenakan kaos hitam. Sebagai pembuka percakapan singkat tetapi juga panjang sekali.
Dok|Pribadi |
“Pertengkaran antara Bahar itu hanya setingan belakang,” Nawir selalu mengatakan seperti itu jika ada permasalahan atau debat kusir. Kalau Nawir dan Bahar sudah bertarung, kami bertiga hanya bisa menunggu, menunggu mereka selesai dan capek, tidak ada yang mau kalah. Lagi-lagi Bahar mengalah. Lucunya, aku, Timun dan Umi hanya melihat mereka dan tersenyum.
Untuk pertama kalinya di tahun 2021. Cerita mereka selalu menarik aku dengarkan, tidak lupa selalu aku rawat dan mengabadikannya. Mulai Nawir yang sudah sarjana, tidak lupa sepertinya mengawali karirnya sebagai pembisnis warung kopi. Kalau Umi, sudah mulai bekerja, sepertinya melabuhkan hari-harinya di dalam gedung besar. Lebih ironinya, Timun tetap menjadi satu-satunya pemimpin di kampus kami dahulu, ternyata dia memulai karir politiknya. Ini lebih parah lagi, Bahar setelah sekian episode dan pergantian purnama, akhirnya tinggal menunggu jadwal sidang skripsi. Namun, aku tetap seperti dahulu, menulis hal-hal yang aku sukai dan keluar masuk dari kantor ini dan itu.
0 Komentar