Manuskrip Kuno Kepada Kekasih (1)

Dok|id.depositphotos.com

Aku tidak tahu kamu seperti apa? Yang jelas tidak mengharapkan rupa seperti artis-artis Ibu Kota. Cukup menjadi dirimu, tanpa harus ada berlapis-lapis riasan wajah. Seperti apa pun dirimu, tidak menjadi masalah atau mengganggu kehidupan masa depan nanti. Setidaknya kamu bisa berusaha saling bertukar cerita. Lebih sederhanya, bercerita tentang perjalanan hidupmu sendiri. Aku akan selalu setia mendengarkan dan mengabadikan menjadi karya yang dibaca generasi Bumi Putera.


Masih terus meraba-raba nama panjang, yang akan bersanding dan menghabiskan nyawa dipergantian siang dan malam. Sampai diantara kita menghabiskan jatah untuk selalu belajar dan memberikan kebaikan dan perbaikan kepada dunia. Namamu berapa kalimat? Apa akan seperti namaku yang hanya dua kalimat saja. Akan memanggilmu dengan sebutan apa? Yang paling pasti, aku akan membuat panggilan baru dan menjadi kata kunci dalam hubungan ini.


Sebenarnya aku sering dihinggapi pertanyaan-pertanyaan akhir-akhir ini, setelah memperoleh gelas sarjana. Pernahkan berjumpa denganmu? Bertukar sapa, berdiskusi panjang tentang dunia, dan juga memiliki rasa yang sama?. Jika pernah berjumpa, beberapa kali kita saling menjaga pandangan? Berapa banyak topik yang kita bahas bersama? Kegelisahan apa yang sama-sama pernah dirasakan? dan pernahkah kita saling berdoa tanpa tahu nama, tetapi tujuannya sama?


Sebelum melanjutkan manuskrip kuno ini, hujan deras membahasahi kota Surabaya. Diatas genting, bunyi-bunyi indah menemani tulisan ini tercipta. Kalau boleh jujur, sebenarnya manuskrip ini tidak runtut dan tertata rapi. Alasannya, karena aku belum tahu kamu seperti apa? Sehingga manuskrip ini kelak berbicara kepada orang yang belum bertemu dan berdoa dipertemukan diwaktu sesuai garis Tuhan.


Di antara rasa penasaranku, mulai huruf abjad awal sampai akhir, seberapa abjad namamu sama denganku? Ingin rasanya menghitung kesamaan abjad yang tersusun di antara nama-nama kita. Sebab dari kedua nama kita, akan lahir nama-nama lain yang melanjutkan mimpi-mimpi besar di masa depan. Entah itu laki-laki ataupun perempuan dan berapa jumlahnya, aku akan mengikuti keputusanmu. Sebab kamulah yang akan menjadi pendidik pertama dan menurunkan gen-gen mendominasi di darahnya.

Posting Komentar

0 Komentar