Cerita Pertemuan: Aku Peluk sebagai Pendewasaan

Dok | Heda
Kenangan saat pergi ke Gunung Bromo di lokasi Pasir Berbisik.

Benar-benar tidak terasa berapa senja telah kita habiskan bersama di langit dan di bumi yang sama. Kita sama-sama dipertemukan untuk saling berbagi cerita. Sebab cerita menjadi pengikat dalam sebuah pertemuan.

Jika aku tidak sering bersamamu aku tidak setegar ini dan sehebat ini dalam menjalani kehidupan di Pare. Salah satu penguat aku bertahan sampai saat ini karena aku memiliki orang-orang yang peduli terhadapku. Jika aku ingat-ingat kembali sekitar minggu ketiga aku benar-benar mengenalmu dan menjadikanmu orang-orang terbaik selama ini. Lewat cerita-cerita kehidupan masa lalumu yang dibagikan, sejak itu aku mulai nyaman bertukar cerita dan kepedulian.

Dok | Heda
Meskipun masih kabut, mengabadikan adalah merawat kenangan.

Sangat jelas diingatanku waktu makan nasi panggang sehabis kegiatan, saat itu kamu banyak bercerita tentang perjalanan dan perjuangan hidupmu sampai saat ini. Lagi-lagi aku jatuh cinta terhadap prinsip-prinsip yang kamu pegang, kekaguman-kekagumanku terhadapmu semakin bertambah, dan lewat bahasa yang sederhana dan ketulusan aku banyak belajar. Aku terkadang menyesal, kenapa baru-baru ini aku mengenalmu lebih dalam dan menghabiskan hari-hari di Pare bersama-sama berjuang dan belajar.

Mungkin orang lain tidak tahu kehidupanmu dan sepertinya tidak perlu tahu, lewat kepedulian terhadapku selama ini, membuat aku semakin bersyukur masih memiliki teman yang menerima kekurangan dan kelebihanku sejauh ini. Salam Fuadi, mungkin kamu tidak sadar dan menyadari kebaikan-kebaikan selama ini membuatku semangat kembali dan menjalani hari-hariku dengan segudang kesibukan yang membuatku tidak nyaman. Banyak momen yang terjadi selama ini, membuatku bersyukur sekali bertemu dan mengenalmu.

Dok | Rizky
Kenangan saat di Gunung Bromo, Pasir Berbisik.

Ada satu orang yang selalu bersamaku, menjadi teman cerita paling indah di Pare. Royhan berapa senja kita lalui bersama? Berapa rintik hujan yang kita bicarakan? Dan berapa waktu kita habiskan bersama? Seperti tidak bisa terhitung, bahkan orang-orang mengatakan hal-hal yang tidak-tidak. Namun aku tidak bermasalah, karena aku tidak bisa mengontrol penilaian dan pendapat orang lain tentang kebersamaan selama ini. Toh kehidupan ini sudah menyiksa, buat apa menanggapi hal-hal yang tidak bisa dikendalikan. Pertemuan denganmu selama ini benar-benar berdampat besar terhadap hidupku selama di Pare.

Terkadang aku tertawa dan beryukur dipertemukan dengan orang-orang seperti kalian berdua. Salam dan Royhan sudah terlalu banyak keburukan dan kebaikan yang sama-sama kita ketahui, tentu tidak membuatku merasa lelah dan menghindari karena itu semua. Selama ada rasa nyaman untuk jadi diri sendiri sudah selayaknya mempertahankan hubungan pertemanan ini sampai kita bertemu kembali. Aku kadang berpikir, jika kita bertiga menjadi kakek-kakek (Kakek Aman, Kakek Salam dan Kakek Royhan) diberikan kesempatan untuk berbagi cerita tentang anak-anak kita sendiri dan tentang cucu-cucu kita sendiri. Sepertinya pikiranku terlalu jauh, namun aku berterima kasih atas semuanya dari kalian berdua.

Dok | Hida
Ini olahraga sebagai menyambut perpisahan.

Sekarang aku benar-benar merelakan kepergian, sampai waktu memberikan beberapa pelajaran sebab perpisahan. Mungkin karena sudah beberapa kali aku merasakan kepergian lalu datang dan lalu hilang. Semua kehidupan memang seperti itu adanya, oleh karena itu membiarkan bukan berarti menghilang, tetapi menemukan hal-hal baru dalam kehidupan.

Posting Komentar

0 Komentar